Kumpulan Skripsi & Artikel Jurnal Ilmiah

2009

Perilaku penggunaan bottom ash pada campuran aspal beton

Filed under: Uncategorized — Tags: , , , — dvanhlast @ 7:31 am

Author : A.Y., PATRICK

Pemakaian batu bara sebagai sumber energi menghasilkan residu berupa bottom ash yang menimbulkan pencemaran lingkungan. Penggunaan bottom ash sebagai material pekerasan jalan adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek penggunaan bottom ash sebagai pengganti agregat halus terhadap stabilitas, kelelehan, rongga udara, rongga terisi aspal dan Marshall quotient dari campuran aspal beton tipe XI. Penelitian dilakukan di Laboratorium Perkerasan dan Bahan Jalan Universitas Kristen Petra, Surabaya, dengan menguji efek pemakaian bottom ash sebagai pengganti F3 (agregat 0-5 mm), F4 (pasir) sebesar 10%-100% serta F3 dan F4 sebesar 5%-50%. Hasil terbaik dari setiap variasi diberi bahan aditif (chemcrete) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap campuran aspal beton yang menggunakan bottom ash. Dari penelitian ditemukan bahwa persentase terbaik pemakaian bottom ash terhadap F3, F4, maupun F3 dan F4 adalah 10%. Dari ketiga variasi tersebut hasil terbaik dlperoleh pada penggantian terhadap F4 (pasir). Penggunaan cemcrete meningkatkan nilai stabilitas serta memperbaiki nilai rongga udara dan rongga terisi aspal. Kata kunci: Bottom ash, aspal beton (AC) tipe XI, agregat halus, stabilitas, kelelehan, rongga udara, rongga terisi aspal, Marshall Quotient

Keyword : pavement, asphalt, concrete, bottom ash

Perilaku aspal beton terhadap pamakaian abu ampas tebu

Filed under: Uncategorized — Tags: , , , , , — dvanhlast @ 7:31 am

Author : TANAN;, NATALIA

Semen portland, debu batu dan kapur sudah banyak digunakan sebagai bahan pengisi campuran aspal beton di Indonesia. Tapi harganya relatif mahal sehingga perlu dipikirkan alternatif pengganti yang mudah didapat secara lokal agar harganya lebih ekonomis. Hal ini yang mendorong penulis melakukan penelitian terhadap abu ampas tebu sebagai salah satu bahan lokal menjadi alternatif pengganti. Setelah diadakan analisa secara kimiawi, abu ampas tebu mengandung kadar silika cukup tinggi yang diharapkan mampu meningkatkan stabilitas campuran . Dalam penelitian ini diuraikan evaluasi laboratorium campuran aspal beton dengan menggunakan kadar aspal optimum 7.4% dan abu ampas tebu dengan persentase kadar terhadap berat total campuran: sebagai pengganti F3 (ukuran 0-5 mm): 3%-6.5%, sebagai pengganti F4 (Pasir): 3%- 6%, sebagai pengganti F3 dan F4: 3%-6%. Masing-masing sampel campuran aspal beton dengan variasi kadar abu ampas tebu seperti yang disebutkan di atas diuji karakteristiknya yang dilihat dari nilai: stabilitas, flow, Marshall Quotient, persentase Air Voids dan persentase Voids Filled. Hasil pengujian tersebut dibandingkan dengan hasil pengujian campuran aspal beton yang tidak menggunakan abu ampas tebu. Dan dari hasil pengujian tersebut, dicari pula kadar abu ampas tebu yang menghasilkan karakteristik yang paling optimum. Dari hasil percobaan, campuran aspal beton dengan abu ampas tebu sebagai pengganti F3 menunjukkan stabilitasnya cenderung mengalami penurunan sampai kadar abu ampas tebu 5% dan kembali meningkat pada persentase selanjutnya. Hal yang sama terjadi pada campuran aspal beton dengan abu ampas tebu sebagai pengganti F4. Sedangkan pada campuran aspal beton dengan abu ampas tebu sebagai pengganti F3 dan F4 stabilitasnya menurun sampai kadar abu ampas tebu 4,5% dan kembali meningkat pada persentase selanjutnya. Penelitian yang diuji dengan Marshall Test memberikan hasil bahwa pemakaian abu ampas tebu dengan persentase berat abu ampas tebu 3% terhadap berat total sebagai pengganti F3 akan menghasilkan campuran yang terbaik. Di mana bila dibandingkan dengan campuran aspal beton tanpa menggunakan abu ampas tebu, stabilitasnya akan meningkat sebesar 10.24%, flow cenderung menurun , persentase air voids cenderung meningkat, persentase voids filled cenderung menurun, serta MQ cenderung lebih besar.

Keyword : pavement, asphalt, concrete, abu, ampas tebu, silika

Perbandingan analisa biaya antara perkerasan aspal dan interblok untuk umur rencana yang sama

Filed under: Uncategorized — Tags: , , , , — dvanhlast @ 7:31 am

Author : MARTHEN, JUNIWAN;

Mengingat tingginya biaya pemeliharaan dan umur teknis yang tidak panjang pada perkerasan aspal, maka diperlukan untuk mencari suatu alternatif selain perkerasan aspal yang mampu memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang ekonomis dalam hal ini memakai perkerasan interblok. Dipakainya perkerasan interblok, karena interblok memiliki beberapa kelebihan dari aspal terutama dari segi umur teknis, biaya pemeliharaan, serta peralatan yang dipakai. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung tebal perkerasan aspal menggunakan cara analisa komponen dari Bina Marga dan perkerasan interblok menggunakan cara Modified Aspho.lt Design dan cara Australian Empirical Design. Dari masing-masing tebal perkerasan yang didapat, kemudian menghitung anggaran biaya dari masing-masing perkerasan yang berdasarkan pada analisa harga satuan upah, alat dan bahan yang dikeluarkan oleh Dinas PU Bina Marga Jawa Timur, untuk kemudian mendapatkan perbandingan biaya antara perkerasan aspal dan interblok untuk umur rencana yang sama. Hasil akhir dari penelitian ini adalah dalam perhitungan lapis perkerasan, cara Australian Empirical Design lebih praktis daripada Cara Bina Marga. Untuk umur rencana yang sama, biaya perkerasan inteblok lebih rendah 29,81%-30,06% dari biaya perkerasan aspal.

Keyword : economical cost, asphalt, interblock, componen analyze, australian empirical design

Sumber : http://repository.petra.ac.id/1835/

Studi kelayakan penggunaan slag sebagai bahan pengganti agregat base course pada perkerasan jalan

Filed under: Uncategorized — Tags: , , , , , — dvanhlast @ 7:31 am

Author : BUDIMAN, JOHAN

Slag adalah salah satu limbah padat dari pabrik pengolahan baja. Untuk menggunakan slag sebagai bahan pengganti agregat base course pada perkerasan jalan yang diperoleh dari PT Hanil Jaya, PT Ispatindo dan PT Jatim Steel akan diuji kelayakannya dengan peninjauan dari segi ekonomi. Studi kelayakan ini menggunakan analisa dari aspek teknis dan investment criteria. Dimana di dalam aspek teknis terdapat penentuan lokasi yang strategis untuk investasi stone crusher dengan menggunakan metode Brown-Gibson. Dalam investment criteria, cash flow akan dianalisa dengan menggunakan Net Present Value, Internal Rate of Return dan analisa sensitivitas. Dari analisa aspek keuangan didapatkan hasil perhitungan Net Present Value positif sebesar adalah Rp. 1.010.728.296,- dan nilai Internal Rate of Return = 19,53% lebih besar dari Minimum Attractive Rate of Return (11%) yang memenuhi kriteria kelayakan investasi. Dari analisa sensitivitas, harga jual merupakan faktor yang sensitif terhadap investasi stone crusher karena dengan penurunan 10% memberikan nilai Net Present Value negatif yang tidak memenuhi kriteria kelayakan investasi.

Keyword : metode brown-gibson, investment, net present value, sensitivitas, pavement, asphalt

Sumber : http://repository.petra.ac.id/4544/

Kinerja kelelahan campuran beton aspal menggunakan bahan aditif gilsonite

Author : TOMMY, HARIYANTO;

Pemanfaatan dan modifikasi material beton aspal dengan bahan tambahan diharapkan akan meningkatkan kinerja struktur beton aspal baik terhadap retak maupun deformasi sehingga mampu menjaga masa layan dan memperpanjang masa perbaikan perkerasan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja kelelahan campuran beton aspal yang menggunakan bahan aditif Gilsonite menggunakan mesin uji DARTEC, Pengujian dilakukan pada kontrol tegangan, pola pembebanan sinusoidal pada frekuensi 10 Hz dan metoda pengujian 4(empat) titik pembebanan. Bahan aditif yang dipakai adalah Gilsonite dengan kandungan 7% terhadap berat aspal. Pengujian kelelahan dilakukan pada kandungan aspal optimum gradasi tipe XI – Bina Marga dan berlangsung pada suhu ruang. Parameter kelelahan yang digunakan dalam evaluasi adalah umur kelelahan, defleksi maksimum, defleksi total, regangan tarik awal dan modulus kekakuan lentur pada kondisi elastis. Pengujian dilakukan terhadap beton aspal yang tidak mengandung Gilsonite (NG) dan yang mengandung Gilsonite (G). Hasil pengujian menunjukkan bahwa bertambahnya tingkat tegangan menyebabkan berkurangnya umur kelelahan baik pada beton aspal yang tidak mengandung Gilsonite maupun yang mengandung Gilsonite. Rasio Efektivitas umur kelelahan beton aspal yang mengandung Gilsonite mempunyai nilai antara 189% hingga 636%. Hal ini menunjukkan bahwa beton aspal yang mengandung Gilsonite lebih efektif. Untuk beton aspal G, defleksi total menurun dengan bertambahnya tingkat tegangan tetapi defleksi maksimum bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa Gilsonite berperan dalam meningkatkan kekakuan benda uji. Peningkatan tegangan mengakibatkan meningkatnya regangan tarik awal pada beton aspal G dan NG. Pada beton aspal G terlihat slope dari kurva regresi menunjukkan semakin tinggi tegangannya maka semakin tinggi pula regangannya tetapi peningkatan regangan tarik awal lebih kecil dibandingkan dengan beton aspal NG. Hal ini disebabkan karena Gilsonite berperan dalam meningkatkan kekakuan benda uji. Berdasarkan hasil analisis regresi, nilai Modulus Kekakuan untuk beton aspal Non Gilsonite adalah 82,291 MPa sedangkan untuk beton aspal yang mengandung Gilsonite adalah 220,68 MPa. Hal ini membuktikan bahwa bahan aditif Gilsonite akan meningkatkan kekakuan benda uji.

Keyword : bituminous mix, gilsonite, fatigue life, total deflection, maximum deflection, initial tensile strain, flexural stiffness modulus, asphalt

Sumber : http://repository.petra.ac.id/4551/

Blog at WordPress.com.